Banyak cara mengukur kuantitas tulisan tetapi sangat sulit menilai kualitasnya. Sangat mudah menghitung banyaknya tulisan. Tetapi sulit untuk menulis tulisan berkualitas.
Menulis sebagai sarana pengikat ilmu. Semakin banyak ilmu, semakin berbobot kualitasnya. Tulisan seseorang mencerminkan banyak informasi terhadap kepribadiannya.
Dari tulisannya dapat dilihat bagaimana pengalaman yang pernah dialaminya. Lalu dari tulisannya pula dapat di nilai manfaatnya.
Untuk memulai menulis, tidak bisa langsung menulis yang berkualitas. Tergantung caranya, ada yang mudah mengutarakan maksudnya dalam tulisan ada pula yang perlu belajar banyak untuk sekedar menuliskan pengalamannya.Kadang perlu dibuat kerangka pembentuk tulisan. Untuk beberapa orang (seperti saya) bahkan perlu menulis berkali-kali untuk menyampaikan sebuah pesan.
Lalu apa hubungan menulis dengan ukuran kualitas harian? Dengan menulis berarti ada hal yang didapat sebagai bahan menulis. Dengan mengukur jumlah tulisan perhari, perminggu, dan bahkan perbulan bisa diukur seberapa berkualitasnya diri kita. Teknologi blog telah membantu cara kita mengukurnya. Salah satunya dari komentar yang diberikan oleh pembaca. Atau mungkin dari banyaknya orang yang melihat blog kita. Semakin banyak, berarti kita semakin berkualitas. Semakin berilmu, semakin banyak pembacanya.
Saat ini pun, saya menuliskan artikel ini untuk mengukur seberapa berkualitasnya diri saya. Mungkin pula seberapa sabarnya anda membaca tulisan ini (karena tidak semua orang membaca isi blog yang dikunjunginya).
Semoga bermanfaat.
-
-
1 komentar
Ni komentar sendiri sih. Klo cara orang beda-beda cara ini salah satunya. Terserah yang memutuskan. Tul ga?